Beberapa Varian Hermeneutika
0
komentar
a).
Hermeunitka
Romantis
§
Tokihnya adalah Friedrich Ernst
Daniel Schleiermacher .
§ Makna hermeuneutika berubah dari sekedar kajian
teleologis – teks bible menjadi metode memahami dalam pengertian filsafat.
§ Bagaimana pemahaman manusia dan bagaimana ia terjadi.
§ Dua teori pemahaman pertama pemahaman ketatabahasaan –
grammayical understanding, terhadap semua ekspresi, kedua pemahaman psikologis
terhadap pengarang – dikembangkan menjadi intuitive understanding yang
operasionalisasi merupakan rekonstruksi – merekonstruksi pikiran pengarang.
§ Tujuan pemahaman lebih merupakan makna yang muncul dalam
pandangan pengarang yang telah direkonstruksi.
§ Tidak hanya melibatkan pemahaman konteks kesejarahan dan
budaya pengarang tetapi juga pemahaman terhadap subjektivitas pengarang.
§ Ada lima unsur dalam pemahaman penafsir, teks, ,aksud
pengarang, konteks historis dan konteks kultural.Hasil interpretasi akan lebih
baik jika penafsir mengatahui latar belakang sejarah pengarang teks.
b).
Hermeneutika
Metodis
§ Tokoh Wilhem DiltheyManusia sebagai makhluk eksestensial.
§ Manusia adalah makhluk yang memahami dan menafsirkan
dalam setiap aspek kehidupan.
§ Makna teks harus ditelusuri dari subjek tif pengarangnya.
§ Merupakan metode pemahaman – interpretative methode.
§ Hermeneutika adalah teknik memahami ekspresi tentang
kehidupan yang tersusun dalam bentuk tulisan.
§ Hermeneutika historis.
c).
Hermeneutika
Fenomologis
§ Tokoh Edmund Husserl.
§ Pengetahuan dunia objektif bersifat tidak pasti.
§ Proses pemikiran harus kembali pada data, bukan pada
pemikiran, yakni pada halnya sendiri harus menanmpakan diri.
§ Pengetahuan sejati adalah kehadiran data dalam kesadaran
budi, bukan rekayasa pikiran untuk membentuk teori.
§ Membebaskan diri dari prasangka, yakni membiarkan teks
berbicara sendiri.
§ Teks merefleksikan kerangka mentalnya sendiri dan
penafsir harus netral dan menjauhkan diri dari unsur-unsur subjektifnya atas
objek.
§ Menafsirkan teks berarti secara metodologis mengisolasi
teks dari semua hal yang tak ada hubungannya – termasuk bias –bias subjek penafsir
dan membiarkannnya mengkomunikasikan maknanya sendiri pada subjek.
§ Ada tiga langkah yang harus dilakukan :
1.
Reduksi
fenomologis, dengan menempatkan dunia dalam tanda kurung.
2.
Reduksi eiditik
yang dikerjakan dengan memusatkan perhatian dan pengamatan pada esensi sesuatu
yang coba dipahami.
3.
Rekonstruksi
dengan menghubungkan hasil reduksi fenomologis dengan hasil reduksi eidetik.
d).
Hermeneutika
Dialektis
§ Dengan eksemplar Martin Heidegger.
§ Prasangka historis atas objek merupakan sumber pemahaman,
karena prasangka adalah bagian dari eksistensi yang harus dipahami.
§ Pemahaman adalah sesuatu yang muncul dan sudah ada
mendahului kognisi.
§ Keragaman makna dan dinamika eksistensial.
§ Memahami teks yang sama secara baru dengan makna baru.
e).
Hermeneutika
Dialogis
§ Dengan eksemplar Hans-Georg Gadamer.
§ Pemahaman dimuai dengan pra-penilaian – pre-judgement.
§ Pemahaman yang benar adaah pemahaman yang mengarah pada
tingkat ontologis.
§ Kebenaran dapat dicapai melalui dialektika denga mengajukan beberapa pertanyaan.
§ Bahasa menjadi medium pendting bagi terjadinya dialog.
§ Pembangkitan kembali makna teks.
§ Proses pemahaman adalah proses peleburan horizon-horizon.
f).
Hermeneutika
Kritis
§ Dengan tokoh Jurgen Habermas.
§ Merupakan teori kritis, menemukan kesalahan dan
kekurangan pada kondisi yang ada.
§ Mempertautkan antara beragam domain realitas, antara
partikular dan universal, antara kulit dan isi dan antara teori dan praktek.
§ Pemahaman didahului kepentingan, kepentingan sosial dan
kepentingan kekuasaan.
§ Merupakan refleksi kritis penafsir.
§ Penafsir mengambil jarak atau melangkah keluar dari
tradisi dan prasangka.
§ Setiap penafsiran dipastikan ada bias-bias dan
unsur-unsur kepentingan politik, ekonomi, sosial termasuk bias strata kelas,
suku dan gender.
g).
Hermeneutika
Integrasi Dialektis
§ Integrasi daliketis antara penjelasan – explanatory dan
pemahaman – understanding.
§ Merupakan perbedaan fundamental antara paradigma
interpretasi teks tertulis dan wacana – discourse
dan percakapan – dialogue.
§ Berbagai interpretasi yang dapat diterima menjadi mungkin.
h).
Hermeneutika Dekonstruksionis
§ Dengan eksemplar Jacques Derrida.
§ Bahasa merupakan sistem yang tidak stabil.
§ Makna tulisan – teks, selalu mengami perubahan,
tergantung pada konteks pembacanya.
§ Menolak makna esensial yang tunggal dan utuh.
§ Lebih menekankan pencarian makna eksistensial.
Perkembangan
hermenetika dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Scheleiermacher,
mengubah makna hermenetika dari sekedar kajian teks keagamaan – bible menjadi
kajian pemikiran filsafat.
2.
Wilhelm
Dilthey, makna herneneutika menjadi
kajian sejarah.
3.
Edmund Husserl,
pengetahuan dunia objektif bersifat tak pasti, karena pengetahuan sesungguhnya
diperoleh dari apparatus sensor yang tak sempurna.
4.
Martin Heidegger,
Hermeneutika sebagai kajian ontologis.
5.
Hans –Georg
Gadamer, Menekankan dialektika – dialogis.
6.
Jurgen Habermas,
Menggeser makan hermeneutika kepada pemahaman yang diwarnai oeh kepentingan.
7.
Paul Ricoeur,
Aspek pandangan hidup interpreter sebagai faktor utama.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Beberapa Varian Hermeneutika
Ditulis oleh Mustopa Almurtaqi Makarima
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://akumenuliskarenaalloh.blogspot.com/2013/04/beberapa-varian-hermeneutika.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Mustopa Almurtaqi Makarima
Rating Blog 5 dari 5