NAQD ADAB (Kritik Sastra)

Posted by Mustopa Almurtaqi Makarima 0 komentar
1. Sastra dan kritik sastra merupakan dua hal yang menjadi dasar dalam pengkajian kritik sastra (naqd adab), sebelum lebih jauh kita mengenalnya, definisikanlah pengertian keduanya!
a.  Sastra, kata sastra dalam bahasa indonesia berasal dari bahasa Sansekerta. Akar kata sasdalam kata kerja turunan “mensarahkan, mengajar, memberi ptunjuk atau intruksi”. Akhiran –tra biasanya menunjukkan alat, sarana. Maka dari sastra dapat berarti “alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku petunjuk mengenai seni cinta”. Kata sastra secara etimologi dalam dunia arab dikenal dengan istilah al-Adab. Kata al-Adab pada masa pra Islam (Jahiliyah) mengandung pengertian ; etika, moral (alkhalq dan al-mahdab), prilaku yang baik (al-thabu ‘al-qourm), dan interaksi sosial yang baik antar sesama manusia (al-mu’amalah al-karimah). Syauqi Dhef mengatakan; sastra pada hakekatnya adalah gambaran realitas yang obyektif, mengacu pada kondisi masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya maupun baik secara khusus maupun secara umum.
b. Secara etimologi kritik berasal dari bahasa Yunani yang berarti menghakimi, membanding dan menimbang. Kata Kreniein menjadi pangkal atau asal kata kriterion yang berarti dasar, pertimbangan, penghakiman.  Akan tetapi kritik sastra bukan hanya menilai saja, melainkan masih ada aktifitas lainnya, yaitu analisis dan aktifitas lainnya, sebagaimana di kemukakan M.H Abrams, kritik sastra adalah merupakan studi yang berhubungan dengan pendifinisiian, penggolongan (pengkiasan) penguraian(analisis) dan penilaian (evaluasi). Dan menurut  Ahmad al-Syayib kritik adalah :
النقد دراسة الأشياء وبفسيرها وتحليلها وموازنتهابغيرها المشابهة لها أو المقابلة ثم الحكم عليها ببيان قيمتها ودرجتها يجرى هذا  فى الحسيات والمعنويات وفى العلوم والفنون وفى كل شيء متصل بالحي
“ Kritik adalah usaha mempelajari, menafsirkan, menganalisa, dan membandingkan sesuatu dengan lainnya baik yang dianggap setara maupun tidak, kemudian menetapkan penilaiannya terhadap hal-hal yang konkrit dan abstrak, baik yang terkait dengan ilmu pengetahuan, bidang-bidang seni, maupun yang terkait dengan kehidupan”.

Sedangkan yang dimaksud dengan pengertian kritik sastra, ia mengatakan :
النقد الأدبي في الإصطلاح هو تقدير النص الأدبي تقديرا صحيحا وبيان قيمتها ودرجتها الأدبية
“ Kritik sastra menurut istilah adalah penilaian terhadapo karya sastra secara benar serta menjelaskan nilai dan kualitas sastranya”.
Sementara menurut Thaha Musthafa Abu Karisy, kritik sastra adalah :
النقد الأدبي هو فن دراسة الأساليب الأدبية  والتعرف على الجيد والردىء فيها
“ Kritik sastra adalah kajian tentang stilistika bahasa sastra serta mengetahui (memberi penilaia) baik dan buruknya”
1. Ilmu sastra meliputi : teori sastra( نظرية الأدب), sejarah sastra تاريح الأدب)), dan kritik sastra )  نقدألأدب), jelaskan ketiga bagian ilmu sastra tersebut dan keterkaitan ketiganya!
a.  Teori sastra ialah bagian ilmu sastra yang membicarakan pengertian-pengertian dasar tentang sastra, unsur-unsur yang membangun karya sastra, macam-macam sastra, dan perkembangan serta kerangka pemikiran para pakar tentang apa yang dinamakan sastra.
b. Sejarah sastra ialah bagian sastra yang memperlihatkan perkembangan karya sastra, tokoh-tokohnya, dan ciri-ciri dari masing-masing tahapan perkembangan tersebut. Didalamnya juga terlihat karya-karya yang menonjol, aliran-aliran yang mendasari suatu karya sastra, situasi sosial masyarakat dan ideologinya yang kesemuanya berpengaruh terhadap perkembangan karya sastra.
c.  Kritik sastra ialah bagian ilmu sastra yang memperbincngkan pemahaman, penghayatan, penafsiran, dan penilaian terhadap karya sastra.  Ketiga bagian ilmu sastra tersebut saling berkaitan. Teori sastra tidak dapat dilepaskan dari sejaraha dan kritik sastra, dan sejarah sastra tidak dapat dipisahkan dari teori dan kritik sastra. Begitu juga dengan kritik sastra, ia memerlukan teori dan sejarah sastra. Keterkaitan itu menyebabkan masing-masing saling ketergantungan dengan yang lain. Sebuah karya sastra tidak akan dapat dipahami dan dihayati, apabila ditafsirkan dan dinilai dengan sempurna, tanpa bantuan ketiga bidang ilmu sastra tersebut. Teori sastra tidak akan pernah sempurna tanpa bantuan sejarah sastra dan kritik sastra, sejarah sastra juga tidak dapat dipaparkan apabila teori dan kritik sastra itu tidak jelas; juga dengan kritik sastra, ia tidak akan mencapai sasaaran manakala teori dan sejarah sastra tidak dijadikan landasan berpijak.
2. Dalam kritik sastra, kita mengenal kritik,  mengkritik dan kritikus,  jelaskan  ketiga istilah tersebut!
Adapun yang dimaksud ketiga istilah tersebut  :
a.  Kritik ; ialah pengalaman yang diteliti, perbandingan yang tepat serta pertimbangan yang adil terhadap  baik buruknya kualitas, nilai kebenaran sesuatu.
b. Mengkritik ;ialah mengamati dengan teliti, memperbandingkan dengan tepat serta mempertimbangkan secara adil baik buruknya kualitas nilai kebenaran sesuatu.
c.  Kritikus; ialah orang yang pekerjaannya mengamati dengan teliti, memperbandingkan dengan tepat serta memperbandingkan secara adil baik buruknya kulitas kebenaran sesuatu.
3. Kritik sastra dalam perkembangannya terdapat dua jenis yakni dari aspek pendekatan atau metode kritik yakni Kritik sastra penilaian (judicial criticism) dan kritik sastra induktif (inductive criticism) jelaskan kedua kritik sastra tersebut!
a.  Kritik sastra penilaian (judicial criticism) yaitu kritik sastra yang sifatnya memberi penilaian terhadap pengarang dan karyanya. Penilaian dilakukan berdasarkan ukuran yang telah ditetapkan sebelum penilaian itu dilakukan.
b.  Kritik induktif (inductive criticism) yaitu kritik sastra yang tidak mau mengakui adanya aturan-aturan atau ukran yang ditetapkan sebelumnya. Kritik sastra jenis ini dilakukan dengan jalan menelaah atau menjelajah suatu karya sastra tanpa ada persepsi sebelumnya, kemudian hasil penjelajahan itu dikemukakan  bahka karya  sastra itu disusun berdasarkan pendekatan atau metode tertentu.
4. Kritik sastra penilaian (judicial criticism) didalamnya mempunyai bagian tersendiri, yakni kritik sastra ilmiah (scientific criticism), kritik sastra estetis (aestehetic criticism), dan kritik sastra sosial (sosiological criticism), jelaskan ketiga hal tersebut!
a.  Kritik sastra ilmiah (scientific criticism) yaitu kritik sastra yang dilakukan dengan pendekatan ilmiah.
b. Kritik sastra estetis (aestehetic criticism) yaitu kritik sastra yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan estetika, yang mengutamakan kritik pada segi keindahan suatu karya sastra.
c.  Kritik sastra sosial (sosiologi criticism) yaitu kritik sastra yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan sosiologis; artinya suatu karya sastra itu ditelaah segi-segi sosial kemasyarakatan yang berada di sekitar kelahiran  karya tersebut serta sumbangan yang diberikannya terhadap pembinaan tata kehidupan masyarakat.
5. Dalam kritik sastra kita mengenal sosiologi sastra, dan ketika kita menelaah sosiologi sastra, maka kita mempunyai  klasisifikasi telaah sosiologis, yang menjadi pertanyaan adalah definisikan sosiologi sastra dan sebutkan tiga klasifikasi telaah sosiologi!
a.  Sosilogi sastra adalah suatu telaah yang obyektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat dan tentang sosial dan proses sosial. Sosiologi menelaah tentang bagaimana masyarakat itu tumbuh dan berkembang.
b. Ketiga klasifikasi itu adalah : Pertama, Sosiologi pengarang, yakni mempermasalahkan tetntang sosial, idiologi politik, dan lain-lain yang menyangkut diri pengarang. Kedua, Sosiologi karya sastra, yakni memasalahkan tentang suatu karya sastra; yang menjadi pokok telaahan adalah tentang apa yang tersirat dalam karya sastra tersebut dan apa  tujuan atau amanat yang hendak disampaikan. Ketiga, Sosilogi sastra, memasalahkan tentang pembaca dan pengaruh sosialnya terhadap masyarakat.
6. Dasar filosofis pendekatan sosiologi adalah hubungan yang hakiki antara  karya sastra dan masyarakat, hubungan yang menyebabkan pendekatan tersebut adalah?
a.  Karya sastra dihasilkan oleh pengarang
b. Pengarang itu sendiri adalah anggota masyarakat
c.  Pengarang memanfaatkan kekayaan yang ada dalam masyarakat.
d. Hasil karya sastra itu dimanfaatkan kembali oleh masyarakat.
7. Kritik sastra Arab modern mempunyai beberapa macam aliran-aliran yang berkembang didalamnya, jelaskan aliran tersebut dan para tokoh yang mendukung aliran tersebut!
a.  (المدرسة الكلسكية) Aliran Klasik,  kata klasik berasal dari bahasa latin, klasiyus berarti kelompok aristokrat yang terdiri dari kaum bangsawan dan hartawan Romawi yang memiliki kedudukan tinggi. Di Barat, aliran klasik dipelopori antara lain oleh : Thomas S. Eliot (w. 1830 M) ini mengacu pada sastra periode klasik dalam kontek Barat yaitu masa Yunani dan Romawi. Dalam sastra Arab , aliran ini mengacu pada sastra yang berkembang pada priode klasik, yaitu pra-Islam.
b. المدرسة الرومنتكية)) Aliran Romantisme adalah aliran yang mendasasarkan ungkapan perasaan sebagai perwujudan.  Dalam sastra Arab , menurut Abd al-Mun’im Khafaji, sastrawan yang dimasukan kedalam kategori aliran ini adalah Umar ibn Abi Rabiah, Jamil, dan satrwan arab modern antara lain Khalil Mutran, Syukri, Abu syadzi, al-Mazini, Al-Aqqad, Ilya Abu Madi, dan Ibrahim Naji. Mazhab ini terpengaruh oleh puisi puisi dan struktur sastra Barat, khususnya Inggris dan Prancis.
c.  المدرسة الواقعية)) Aliran Realisme yaitu aliran yang berusaha melukiskan suatu obyek seperti apa adanya (realistis) bukan sebagaimana seharusnya. Realisme berarti kesetiaan terhadap kebenaran historis. Sastrawan arab yang biasa dikategorikan  aliran realis antara lain Yusuf Siba’i lewat novel “Ard al-Nifaq” Taufik al-Hakim lewat novel ‘Audah al-Ruh dan ‘Usfur min al-syarq dan yang lainnya.
d. المدرسة الرمزية)) Aliran Simbolisme, seperti dikatakan at-Tusi simbol-simbol adalah samar yang tersembunyi di balik ungkapan-ungkapan lahir dan hanya dipahami oleh orang ahli yang menguasainya. Sastrawan yang menganut aliran ini adalah para peyair sufistik yaitu Ibn ‘Arabi (1165), Umar Khayam (1048-1131 M) dan Ibn al-Farid (1182-1235 M) sedangkan novelis Arab Klasik yang termasuk aliran simbolis filosofis adalah Ibn Tufail (w.1185) yang menulis Hayy bin yaqzan. Dalam khazanah novel Persia, novelis yang menganut aliran simbolis yang paling monumental yaitu sastrawan terkenal Faridudin ‘Attar.
e.  المدرسة البرناسية)) Aliran barnasiyah, nama aliran ini menunjukkan pada gunung Barnas di Yunani. Aliran ini menganut seni untuk seni, menurut Syukron Kamil, aliran ini mementingkan kaidah wazan dan qofiyah dan gaya bahasa yang Indah. Dalam sejarah satra Arab yang menganut aliran ini adalah Abu Nawas. 
8. Kritik improsionistik dalam sastra merupakan bagian dari aliran individualisme romantik, bagaimana pengertian kritik improsonistik !
Kritik improsionistik  adalah sejenis kritik sebagai produksi dari aliran individulaisme romantik dan juga dari kesadaran akan diri yang lebih modern. Kritik improsionistik menghubungkan pengalaman-pengalaman penulis dengan hasil karyanya.
Kritik improsionistik ini dapat bertindak sebagai pendukung antara para pembaca yang belum berpengalaman dengan sejumlah sastra. Sang kritikus dalam hal ini bertindak sebagai pembimbing dan penghubung, lebih-lebih lagi kalau sang kritikus improsionistik ini sangat sensitif  terhadap efek-efek sastra dan kalau karya tersebut tersebar  luas di baca oleh masyarakat, apalagi jika ia seorang penulis kritis yang pintar dan berpengalaman serta mempunyai gaya yang dapat memikat hati para pembaca. Dengan demikian ia dapat memperkaya pengalaman para pembaca, terutama pengalaman imajinatif.
9. Kritik psikologi merupakan bagian dari kajian kritik sastra disamping kritik sosiologis, definisikan kritik psikologi yang anda pahami!
Kritik psikologi adalah salah satu jenis kritik sastra  yang mendalami segi-segi kejiwaan suatu karya sastra yang mencakup segi kejiwaan penulis, karya dan pembaca. Dalam menggarap masalah penulis kritikus psikologis ini mempunyai banyak persamaan dengan kritikus historis, yaitu dalam hal mereka mengambil alih secara langsung ataupun menyesuaikan dengan kepentingannya sendiri metode psikoanalisis, baik mengadalan study  terhadap orang dibelakang karya itu, atau dengan kata lain karya sebagai refleksi dan proyeksi dari penulisannya dan dalam mengadakan study terhadap proses kreatif itu sendiri.
Sang kritikus dapat berusaha menunjukkan  bagaimana pengalaman serta pribadi penulis  terdorong menciptakan
10.     Pendekatan psikologi sastra berkembang sebagaimana pendekatan  sosiologi, bagaimana konsepsi dasar pendekatan psikologi!
a.        Karya sastra merupakan produk dari jiwa dan pemikiran pengarang yang berada dalam setengah sadar atau subconcioussetelah mendapat bentuk yang jelas secara sadar atau concious dalam bentuk penciptaan karya sastra.
b.       Kualitas karya sastra ditentukan oleh bentuk proses penciptaan dari tingkat pertama yaitu keadaan setengah sadar di bawah alam sadar kepada tingkat kedua yaitu dibawah keadaan sadar.
c.        Menurut metode psikoanalisis, karya yang berkualitas adalah karya sastra yang mampu menyajikan simbol, wawasan, kepercayaan, tradisi, moral, budaya dan lain-lain.
d.       Karya sastra menurut metode psikoanalisis adalah karya sastra yang mampu menggambarkan kekalutan dan kekacauan batin manusia.
e.        Kebebasan sastrawan  atau pembuat karya sastra sangat dihargai, ia memiliki kebebasan yang istimewa, yaitu berupa mengkonkritkan gejolak batin yang ada dalam dirinya.
11.    Seorang sastrawan ketika menulis karya sastranya dalam pendekatan psikologi menurut Freud diserang penyakit jiwa yang disebut ‘neurosis’ bahkan ‘psikosis’, bagaimana langkah kerja metode pendekatan psikologis!
a.        Metode pendekatan psikologis menekankan analisis terhadap keseluruhan karya sastra baik segi intrinsik maupun segi ekstrinsik. Namun metode ini lebih ditekankan pada segi intrinsik sesuai dengan penokohan atau perwatakan.
b.       Segi ekstrinsik perlu dibahas yang menyangkut dengan permasalahn jiwanya. Dengan memahami segi kejiwaan pengarang, akan sangat membantu dalam karakter cerita atau karya sastra yang ditulisnya.
c.        Di samping menganalisis masalah perwatakan dalam segi psikologis, mengurai tentang tema karya sastra itu sendiri juga perlu dilakukan.
d.       Analisis dapat diteruskan kepada analisis kesan pembaca, karena karya sastra sangat berpengaruh dalam respon pembaca yang menimbulkan kesan pada pembaca dan berdampak didaktis pada dirinya.

12.          Dalam dunia sastra kita mengenal, kritik sastra akademis, karena kritik sastra akademis muncul dari dunia universitas atau perguruan tinggi, bagaimana proses kemunculan sastra akademis tersebut!
Pada pertengahan tahun 1950-an timbul kritik sastra akademik. Disebut demikian karena kritik sastra ini ditulis para kritikus dari univesitas, dan mendominasi pada kurun waktu1950-1988 dan dengan demikian kritik akademik hidup berdampingan dengan kritik sastra sastrawan. Kritik akademik dipahami sebagai kegiatan yang hanya terjadi di lingkungan sebuah lembaga yang bernama perguruan tinggi. Di sana, kritik sastra dianggap sekadar berwujud sebuah makalah ilmiah, penelitian atau karya ilmiah yang berupa skripsi, tesis dan disertasi. Ketiga karya ilmiah itu ada tuntutan yang berkaitan dengan kurikulum, selain ketiga itu bisa juga berupa penelitian atau inisiatif orang perorangan. Dalam karya inilah, siapapun boleh melakukannya meskipun mereka bukaan dari kalangan akademik. Kritik akademik sering juga disebut sebagai kritik sastra ilmiah.
13.          Ketika kita membaca karya sastra yang ditulis oleh seorang perempuan, maka kita dapat memahami, menafsirkan dan menilai karya tersebut, yakni dengan memahami kritik sastra feminis, bagaimana pengertian kritik sastra feminis tersebut!
Kritik sastra feminis adalah kritik yang memandang sastra dengan kesadaran bahwa ada jenis kelamin yang banyak berhubungan budaya, sastra dan kehidupan kita. Kritik sastra feminis juga alas yang kuat untuk menyatukan pendirian bahwa seorang perempuan dapat membaca sebagai perempuan, mengarang sebagai perempuan dan menafsirkan sebagai seorang perempuan.
            Jadi tujuan feminis adalah keseimbangan, interelasi gender. Dalam pengertian yang paling luas, feminis adalah gerakan kaum wanita untuk menolak segala sesuatu yang dimarginalisasikan, disubordinasikan dan direndahkanoleh kebudayaan dominan, baik dalam bidang politik dan ekonomi maupun kehidupan sosial pada umumnya. Dalam pengertian yang lebih sempit, yaitu dalam sastra, feminis dikaitkan dengan cara-cara memahami karya sastra baik dalam kaitannya dengan proses produksi maupun resepsi. Emansipasi wanita dengan demikian merupakan salah satu aspek dalam kaitan dengan persamaan hak. Dalam ilmu sosial kontemporer lebih dikenal sebagai gerakan kesetaraan gender.
14.          Dalam sejarah sastra dari masa kemasa mengalami berbagai perkembangan bahasa dan perubahan, dengan demikian diperlukan kritik linguistik dalam menelitinya, bagaimana fungsi kritik linguistik yang anda ketahui!
Kritik linguistik dalam sastra menitik beratkan perhatian kepada masalah-masalah kebahasaan dalam karya sastra tersebut. Kritik linguistik dapat menghindarkan kita dari salah pengertian, baik dalam bidang fonologi,  morfologi, sintaksis, maupun dalam bidang sintaksis.
         Bahasa mengalami perkembangan dan dalam proses perkembangan itu banyak  terjadi perubahan. Hal ini jelas dalam karya sastra yang ditulis dalam kurun waktu yang berlainan. Untuk mengetahui perbedaan fonologis dan lainnya itu diperlukan bantuan linguistik, terlebih-lebih linguistik historis, linguistik komparatif, bahkan linguistik kontrastif.

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: NAQD ADAB (Kritik Sastra)
Ditulis oleh Mustopa Almurtaqi Makarima
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://akumenuliskarenaalloh.blogspot.com/2013/03/naqd-adab-kritik-sastra.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Cara Buat Email Di Google | Copyright of Aku Menulis Karena Alloh.