LINGUISTIK UMUM

Posted by Mustopa Almurtaqi Makarima 0 komentar
1.       Apa yang anda ketahui tentang ilmu bahasa?
Ilmu bahasa adalah ilmu yang membicarakan tentang bahasa; atau ilmu yang digunakan untuk mengkaji bahasa; atau ilmu yang objek kajiannya adalah bahasa; atau ilmu yang mengkaji seluk-beluk bahasa
2.       Apa yang anda ketahui   tentang definisi linguis dan linguistik
Ada dua pengertian untuk istilah linguist. Pertama linguis berarti orang yang menguasi beberapa bahasa secara fasih. Jadi jika ada seseorang yang bisa menggunakan bahasa Sunda, Indonesia, Inggris, dan Arab secara fasih, misalnya, maka orang itu bisa disebut seorang linguis, Kedua linguis berarti orang yang menggeluti ilmu bahasa atau orang yang mempelajari ilmu bahasa secara serius.
Dalam bahasa Inggris, istilah linguistik, selain berarti ilmu yang mengkaji bahasa (linguistics), juga berati 'bahasa' (linguistic). Kedua arti ini digunakan juga dalam bahasa Indonesia. Pada frase ‘linguistik pengantar’ kata linguistik berarti ilmu bahasa. Sedangkan dalam frase ‘masyarakat linguistik’ kata linguistik  berarti ‘bahasa’.
3.       Sebutkan term-term (istilah-itilah/nama-nama) yang digunakan untuk ilmu yang mengkaji bahasa Arab!
Diantaranya adalah: ilmu al-lughah (علم اللغة) , al-Lisaniyat(اللسانيات)  , al-Lughawiyat(اللسانيات)   , al-Alsuniyah (الألسنية)  , fiqh al-lughah(فقه اللغة) , al-Filulujia(الفلولوجيا)   , dll .
4.       Sebutkan beberapa sub disiplin linguistik yang anda tahu! Jelaskan secara singkat!
Diantara subdisiplin linguistic adalah:
a.        linguistik umum vs linguistik khusus. Lingusitik umum adalah ilmu bahasa yang mengkaji bhas scara umum. Ilmu ini tidak menngkaji bahasa tertentu melainkan mengkaji bahasa secara umum, sedangkanlinguistik khusus adalah ilmu bahasa yang mengakaji bahasa tertentu. Bahasa Indonesia misalnya. Ilmunya disebut linguistic bahasa Indonesia.
b.       linguistik singkronis vs linguistik diakronis. Linguistik singkronis adalah ilmu  yang mengakaji bahasa pada kurun waktu tertentu. Sedangkan linguistic diakronis adalah ilmu yang mengkaji bahasa dengan mengikuti perjalanan waktu.
c.        linguistik  mikro vs linguistik makro. Linguistic mikro adalah ilmu yang mengkaji bahasa secara internal. Menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Sedangkan linguistic makro adalah ilmu yang mengkaji bahasa secara lebih luas. Dalam kajiannya, bahsa dikaitkan dengan hala-hal yang ada di luara bahasa.
d.       linguistik teoretis vs linguistik terapan. Linguistic teoritis adalah ilmu yang mengkaji bahasa secara teori. Sedangkan linguistic terapan adalah ilmu yang mengjkaji bagaimana cara menrakan bahasa.
e.        Linguistic tradisional, struktural, transformasional, semantik generatif, relasional, dan sistemik,  Dll. Istilah-istilah ini menunjukkan aliran yang mewarnai kajian bahasa.
‌أ.         علم اللغة العامGeneral Linguistics  و علم اللغة الخاص  Specied Linguistics. علم اللغة العام هو علم اللغة الذى يبحث اللغة عموما أي هو الذي قاله سوسير العلم الذى يبحث اللغة في ذاتها و لأجل ذاتها. و أما علم اللغة الخاص هو الذي يبحث اللغة الخاصة مثل اللغة العربية أو اللغة الإندونيسية أو غيرهما.  وإن مصطلح علم اللغة العرب داخل في علم اللغة الخاص.
‌ب.     علم اللغة التاريخي  Historical Linguistics و علم اللغة الوصفي أو التزامني Descriptive/ Synchonic  Linguistics. فعلم اللغة الوصفي يصف اللغة و يفحص ظواهرها و مظاهرها. و اما علم اللغة التاريخي فيتبع تطور اللغة و تغيرها على مر الزمن
‌ج.      علم اللغة الداخلي Micro Linguisticsو علم اللغة الخارجي .Macro Linguistics. تكلم علم اللغة الداخلي حول العناصر الداخلية للغة أو العناصر الداخلية للغة الخاصة. فقد تولد من هذا الفرع ما نعرفه ب fonology, morfology, syntax, semantics, and lexicology.. و أما علم اللغة الخارجي فيبحث في جميع ما يتعلق بعناصراللغة الخارجية. فقد تولد من هذا العلم ما نعرفه ب sosiolinguistik, antropolinguistik, matematolinguistik komputolinguistik, psikolinguistik, stilistika, filologi, filsafat bahasa.
‌د.        علم اللغة النظريTheorytical Linguistics  و علم اللغة التطبيقيApplied             Linguistics . فعلم اللغة النظري يبحث الأمور اللغوية خارجيا و داخليا لأجل الوصول أو الحصول إلى النظريات  أو القواعد المتعلقة بلغة موضوع البحث. وأما علم اللغة التطبيقي فيبحث في حل المشكلات اللغوية منطلقا مما حصله علم اللغة النظري.
‌ه.         بالنظر إلى المذهب أو النظريات التي استخدمه اللغوي في بحثه للغة نعرف مصطلح علم اللغة التقليدي  (Traditional Linguistcs), و علم اللغة التركيبي (Structural Linguistics), و علم اللغة التوليدي ( (Generative Linguistics, و علم اللغة التحويلي ((Transformational linguisticsو غيرها.
5.       Apakah  istilah ilmu lughah sama dengan  fiqh lughah? Sebutkan alasannya!
Ada yang menyamakan ada pula yang membedakan antara keduanya.Polemik ini terjadi karena ketika term linguistik -yang secara harfiyah dapat diterjemahkan menjadi ilm al-lughah- dikenal oleh para linguis Arab, mereka sudah terlebih dahulu mengenal term fiqh lughah. Fiqh lughah sebagai sebuah ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya, telah muncul di dunia Arab sejak abad ke-4 H. atau sekitar abad ke 10 M. Kondisi ini telah menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat mengenai identik atau tidaknya antara ilmu lughah dengan fiqh lughah.
Kamal Basyar membedakan antara ilmu al-lughah dengan fiqh al-lughah. Sedangkan  Subhi Shalih menyamakan kedua istilah itu. Sementara Abduh al-Rajihi, yang juga termasuk linguis Arab modern, membedakan antara kedua istilah itu. Al-Rajihi  menukil apa yang dikatakan Juwaidi (Guidi), bahwa kata filologi sulit untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Dengan demikian secara dikotomis ada dua kubu mengenai masalah ini. Kubu pertama mengidentikkan antara ilmu al-lughahdengan fiqh al-lughah, sedangkan kubu kedua membedakan kedua istilah itu. Alasan kelompok pertama sebagaimana dikemukakan oleh Ya’qub (1982: 28-36) adalah sebagai berikut.
a.        Secara etimologis kedua istilah itu sama. Dalam kamus Arab ditemukan bahwa
الفقه = العلم بالشيء و الفهم له. الفقه في الأصل الفهم له. الفقه = الفهم و الفتنة و العلم.
Al-fiqh = al-‘ilmu bi al-syai wa al-fahmu lah; Al-fiqhu fi al-ashli al-fahmu lahu; Al-fiqhu = al-fahmu wa al-fithnatu wa al-‘ilmu.
Singkatnya kata al-fiqh  (الفقه)  = al-'ilm  (العلم) dan kata  faquha (فقه)  = 'alima  (علم). Hanya saja pada penggunaannya kemudian, kata al-fiqh lebih didominasi oleh bidang hukum. Dengan demikian frase ilm lughah sama dengan frase fiqh lughah.
Secara terminologis, ilmu al-lughah (علم اللغة)  adalah ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya, atau telaah ilmiah mengenai bahasa seperti yang telah dikemukaan di atas. Sedangkan filologi “hubbub al-kalam li ta’miq fi dirasatihi min haistu qawaidihi wa usulihi wa tarikhihi. (Subhi Shalih) “manhajun li al-bahsti istiqraiyun washfiyun yu’rafu bihi ashlu al-lughah allati yurodu darsuha wa mauthinuha al-awal wa fashilatuha wa ‘alaqotuha bi al-luughat al-mujawirah au al-baidah, al-saqiqah au al-ajnabiyyah, wa khasaisuha wa uyubuha wa lahjatuha wa ashwatiha wa tathawwuru dilalatiha wa madaa namaaiha qiraatan wa kitaabatan.
b.       Objek kajian kedua ilmu itu sama, yaitu bahasa.
Kesamaan objek kajian kedua istilah di atas terbukti dengan adanya beberapa buku yang menggunakan judul fiqh lughahyang isinya membahas masalah bahasa. Di antara buku dimaksud adalah ‘Asshaiby fi fiqh al-lughah wa sunani al-Arab fi kalamiha karya Ahmad Ibnu Faris (395 H),  ‘fiqh al-lughah wa sirru al-Arabiyyah karya Assa’alaby (340 H), fiqh al-lughah karya Ali Abdul Wahid Wafi (1945), buku ‘Dirasaat fi Fiqh al-Lughah’ karya Muhammad Almubarak (1960) dll.
c.    Alasan lain bagi mereka yang mengidentikkan antara ilmu al-lughah dengan fiqh al-lughah adalah:
c.1. Ibnu Faris, Tsa’alabi, dan Ibnu Jinni walaupun nampaknya mereka mempelajari bahasa sebagai alat, tetapi pada akhirnya studi mereka diarahkan untuk mengkaji bahasa Alqur’an.
c.2. Dalam fiqh al-Lughah, orang Arab tidak membahas masalah asal-usul bahasa. Lain halnya dengan para filolog Barat dalam filologinya.
c.3. Filologi lebih cenderung bersifat komparatif, sedangkan orang Arab dengan fiqh al-lughahnya, tidak pernah melakukan pembandingan bahasa.
c.4. Filologi lebih cenderung membahas bahasa yang sudah mati, sedangkan fiqh al-lughah tidak pernah membahas bahasa demikian.
c.5. Para filolog mengkaji dialek-dialek Indo-Eropa, sedangkan orang Arab mengkaji bahasa Alqur’an.
Dari beberapa alasan di atas, jelaslah bahwa fiqh al-lughah sama dengan ilmu al-lughah, dan tidak sama dengan filologi yang dipelajari di Barat. Dan bila para linguis mengumandangkan bahwa karakter linguistik adalah (1) menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya, (2) menggunakan metode deskriptif, (3) menganalisis bahasa dari empat tataran, dan (4)  bersifat ilmiah, maka semua kriteria itu  terdapat pada studi bahasa Arab yang dilabeli fiqh al-lughah itu. Oleh sebab itu, bagi penganut pendapat di atas, fiqh lughah sama dengan ilmu lughah.
Adapun alasan kelompok yang membedakan antara fiqh al-lughah dengan ilmu al-lughah sebagaimana yang dikemukakan oleh Ya'qub (1982: 33-36) adalah sebagai berikut.
a.       Cara pandang ilm al-lughah terhadap bahasa berbeda dengan cara pandang fiqh al-lughah. Yang pertama memandang/mengkaji bahasa untuk bahasa, sedangkan yang kedua mengkaji bahasa sebagai sarana untuk mengungkap budaya.
b.      Ruang lingkup kajian fiqh al-lughah lebih luas dibanding ilmu al-lughah. Fiqh luggah ditujukan untuk mengungkap aspek budaya dan sastra. Para sarjananya melalukan komparasi antara satu bahasa dengan bahasa lain. Bahkan membuat rekonstruksi teks-teks klasiknya guna mengungkap nilai-nilai budaya yang dikandungnya. Sedangkan ilmu al-lughah hanya memusatkan diri pada kajian struktur internal bahasa saja.
c.       Secara histories, istilah fiqh al-lughah sudah lebih lama digunakan dibanding istilah ilmu al-lughah.
d.      Sejak dicetuskannya, ilmu al-lughah sudah dilabeli kata ilmiah secara konsisten, sedangkan fiqh al-lughah masih diragukan keilmiahannya.
e.       Mayoritas kajian fiqh al-lughah bersifat historis komparatif, sedangkan ilmu al-lughahlebih bersifat deskriptif sinkronis.
Atas dasar pertimbangan itu, dalam beberapa kamus bahasa Arab, kedua istilah itu penggunaanya dibedakan. Penulis melihat, bahwa kelompok yang membedakan kedua term di atas, dipengaruhi oleh anggapan bahwa fiqh lughah sam dengan filologi. 
Ada linguis yang mengatakan bahwa ilmu al-lughah mengakaji bukan saja bahasa Arab, tetapi juga bahasa lain (ini yang disebut linguistik umum). Sedangkan fiqh al-lughah hanya mengakaji bahasa Arab. Oleh sebab itu, di antara para linguis Arab ada yang mengatakan bahwa fiqh lugah adalah ilmu al-lughah al-arabiyyah (linguistik bahasa Arab). Term terakhir ini digunakan sebagai judul buku oleh Mahmud Fahmi Hijazy.
Ramdlan Abdut Tawab dalam Fushul fi Fiqh al-Arabiyyah (1994) mengatakan “Term Fiqh al-Lughah sekarang ini digunakan untuk menamakan sebuah ilmu yang berusaha untuk mengungkap karakteristik bahasa Arab, mengetahui kaidah-kaidahnya, perkembangannya, serta berbagai hal yang berkaitan dengan bahasa ini baik secara diakronis maupun sinkronis.”
6.       Sebutkan objek kajian ilmu lughah serta tujuannya! Dan jelasakan pula apa yang disebut lughah itu! Apa pula fungsi lughahitu?
Objek utama ilmu lughah adalah lughah (bahasa). Tujuannya adalah mengkaji (mempelajari) bahasa untuk (kepentingan) bahasa (itu sendiri). Secara lebh jauh bias dikatakan bahwa objek kajian linguistic adalah bhasa manusia. Sebagai objek primernya adalah bahasa yang berupa bunyi, sedangakan objek sekundernya adalah bahasa yang berupa tulisan.
 واما مادة البحث اللغوي فكل ما يتعلق باللغة. و لكن بالنسبة بعلم اللغة العام فإنه قد حدد بحثه حول:
(1) أصوات اللغة ((fonem
(2)  الأبنية الصرفية  (morfem)  
(3) التراكب النحوية  (structure),
(4  (المعنى أو الدلالة (meaning).

تعريف اللغة
أ. اللغة لغة:
1.       وأما تصريفها ومعرفة حروفها فإنها فعلة من لغوت. أي تكلمت، وأصلها لغوة
2.       وقال إمامُ الحرمين في البرهان: اللغةُ من لَغِي يَلْغَى من باب رَضِي إذا لهِج بالكلام، وقيل من لَغَى يَلْغَى.
3.       واللُغَةُ أصلها لُغَيٌ ولُغَوٌ، والهاء عوض، وجمعها لُغًى، ولُغاتٌ أيضاً. والنسبة إليها لُغَويٌّ ولا تقل لَغَويٌّ.

ب. اللغة اصطلاحا:
1.       قال أبو الفتح ابن جني في الخصائص: حدُّ اللغةِ أصواتٌ يعبِّر بها كلُّ قومٍ عن أغراضهم
2.       وقال ابن الحاجب في مختصره: حدُّ اللغةِ كلُّ لفظٍ وُضِعَ لمعنى.
3.       وقال الأسنوي في شرح منهاج الأصول: اللغاتُ: عبارةٌ عن الألفاظ الموضوعةِ للمعانِي.
4.       اللُّغَةُ واللُّغَاتُ واللُّغُون: اخْتِلافُ كلامٍ في معنىً واحِدٍ
5.       قال الغلاييني:  ألفاظٌ يعبِّر بها كلُّ قومٍ عن مقاصدهم
6.       قال اميل بديع: اللغة ظاهرة سيكولوجية اجتماعية ثقافية مكتسبة لا صفة بيولوجية ملازمة للفرد, تتألف من مجموعة رموز صوتية لغوية اكتيبت عن طريق الاختبار, معانى مقررة في الذهن و بهذا النظام الرمزي الصوتي تستطيع جماعة ما أن تتفاهم و تتفاعل.
 وظيفة اللغة
1.       وظيفة الاتصال أو التوصيل
2.       مساعد آلي للفكر (على نمو الفكر و رقي الحياة)
3.       أحد مقونات الوطن و الوطنية
4.       وسيلة للترابط الدولي و القومي
5.       وسيلة للترابط الاجتماعي
6.       وسيلة للتنفيس عن الإحساسات
7.       وسيلة للتسلية
7.       Sebutkan tataran (wilayah kajian) linguistik. Jelaskan secara sigkat!
Ada 4 tataran dalam kajian linguistic. Yaitu:
a.        fonologi. Ilmu ini membahas tentang bunyi bahasa, biasanya ilmu ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu, foetik auditoris, fonetik akustis, dan fonetik arikulatoris. Objek Fonologi; artikulator, proses artikulasi, fonem, diftong, perubahan fonem, fonem asing, ejaan, dan ketaksaan fonem.
Dalam linguistk Arab, istilah fonologi dikenal dengan istilah ilm al-aswat. Ilm = ilmu dan aswat = bunyi. Ilm al-aswat = ilmu bunyi = fonologi. Ilm aswat ini dibedakan menjadi dua jenis; al-fuunatik (fonetik) dan al-fuunuluji (fonologi). Ilmu ini mengkaji bunyi bahasa dari segi makharij huruf, cara fonasi, sifat-sifatnya, dan morfofonologinya. Secara sederhana perbedaan kedua term itu terletak pada tujuan utama analisa bunyi bahasa itu. Jika sekedar memaparkan bunyi bahasa apa adanya, biasanya dinamai fonetik. Sebagaimana yang dikatakan oleh para pakar; fonetik adalah penyelidikan bunyi-bunyi bahasa, tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan makna (Verhaar, 1995: 12). Atau Fonetik adalah cabang ilmu linguistik yang meneliti dasar “fisik” bunyi-bunyi bahasa (Verhaar, 1995: 19).” Ada dua segi dasar “fisik” tersebut, yaitu segi alat-alat bicara serta penggunaannya dalam menghasilkan bunyi-bunyi bahasa, yang disebut Fonetik Organik (karena menyangkut alat-alat bicara) atau Fonetik Artikulatoris ( karena menyangkut pengartikulasian bunyi-bunyi bahasa). Menurut dasar kedua, fonetik disebut fonetik akustik, karena menyangkut bunyi bahasa dari sudut bunyi sebagai getaran udara. Fonetik akan berbicara tentang bunyi-bunyi secara ilmiah (Alwasilah, 1990: 3). Sedangkan jika yang dikajinya adalah makna yang dikandung oleh setiap bunyi, biasanya dinamakan fonologi.
b.       Morfologi. Ilmu ini membahas tentang seluk beluk kata (morfem). Objek Morfologi; morf,  morfem, kata, proses morfemis, kelas kata, dll.
c.        Sintaksis. Ilmu ini membahas tentang hubungan antarkata dalam sebuah konstruksi (kalimat). Objek Sintaksis; frase, klausa, kalimat, wacana, funssi sintaksis, peran sintaksis,  modus, aspek, kala, modalita, diatesis, dll.
d.       Semantic. Ilmu yang  membahas tentang makna.
8.       Coba sebutkan organ-organ tubuh yang digunakan dalam memproduksi bunyi! Lalu jelaskan bagaimana proses terjadinya bunyi itu!
Secara terperinci bagian-bagian tubuh yang ikut menetukan baik langsung maupun tidak langsung dalam hal terjadinya bunyi bahasa itu  ialah alat-alat bicara seperti di bawah :
1.       paru-paru (lungs)
2.       batang tenggorok (trachea)
3.       pangkal tenggorok (larynx)
4.       pita-pita suara (vocal cordes)
5.       krikoid (cricoid)
6.       tiroid (thyroid)
7.       aritenoid (arythenoides)
8.       dinding rongga tenggorokan (wall of phrynx)
9.       epiglotis (epiglottis)
10.    akar lidah (roof of the tongue)
11.    punggung lidah, lidah belakang, pangkal lidah (hump, back of tongue, dorsum)
12.    tengah lidah (middle of the tongue, medium)
13.    daun lidah (blade of tongue, lamina)
14.    ujung lidah (tif of the tongue, apex)
15.    anak tekak (uvula)
16.    langit-langit lunak (soft palate, velum)
17.    langit-langit keras (hard valate, palasum)
18.    gusi dalam, gusi belakang, ceruk gigi, lengkung kaki gigi (alveola, alveolum)
19.    gigi atas (upper teeth, dental)
20.    gigi bawah (lower teeth, dental)
21.    bibir atas (upper lip, labia)
22.    bibir bawah (lower lip, labia)
23.    mulut (mooth)
24.    rongga mulut (oral ncavity, mooth cavity)
25.    rongga hidung (nose cavity, nasal cavity)

Proses Fonasi

Terjadinya bunyi bahasa pada umumnya dimulai dengan pemompaan udara dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok yang di dalamnya terdapat pita suara. Udara yang ditekan dari paru-paru itu mengalami penyempitan di daerah pita suara sehingga terjadibenturan antar molekul udara dan bahkan menggetarkan pita suara. Benturan dan getaran itulah yang kemudian menjadi bunyi.
Bunyi yang keluar dari pita suara masih berupa bunyi murni. Dalam artian belum menjadi vokal atau konsonan. Apa lagi menjadi bunyi vocal atau konsonan tertentu.
Sesudah udara melewati pita suara, arus udara diteruskan ke alat-alat ucap yang terdapat pada rongga mulut atau rongga hidung (tempat artikulasi). Dalam proses ini terlibat dua macam artikulator, yaitu artikulator aktif, yakni alat ucap yang bergerak atau digerakan, dan artikulator pasif, yaitu alat ucap yang tidak dapat bergerak atau alat ucap yang didekati oleh artikulator aktif seperti bibir atas, gigi atas dan langit-langit keras. Keadaan, cara, atau posisi bertemunya artikulator aktif dan artikulator pasif disebut striktur
Ketika bunyi itu melewati alat-alat wicara, bunyi itu mendapat hambatan atau mendapat pembentukan sehingga menjadi beberapa jenis. Tempat pembentukan bunyi itu disebut titik artikulasi atau makhojul shaut (orang arab menyebutnya makharij al-huruf).
9.       Apa yang membedakan antara vokal dengan konsonan? Dan apa yang membedakan antara satu vokal deengan vokal yang lain,? Dan apa pula yang membedakan antara satu konsonan dengan konsonan lain?
Yang membedakan antara konsonan dengan vocal adalah ada atau tidaknya hambatan terhadap bunyi yang keluar dari mulut.
Yang membedkan antara satu vocal dengan vocal yang lain adalah bentuk mulut dan posisi lidah.
Yang membedakan anatara satu konsonan dengan konsonan lain adalah:
1.       titik artikulasi
2.       getaran pita suara
3.       kekuatan arus udara
10.    Apa perbedaan antara morfologi dengan sintaksis?
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kedua sub linguistic itu berbicara atau membahas tentang kata, hanya saja morfologi hanya membicarakan tentang kata secara internal, tidak dikaitkan dengan kata yang lain. Sedangkan sintaksis mempelajari kata dalam hubungannya dengan kata yang lain.
11.    Jelaskan perbedaan antara term morf, morfem dan alomorf. Berikan contoh masing-masing!
Morf adalah sebuah bentuk yang belum jelas statusnya. Contohnya kata tanur (blh kata lain). Sedangkan morfemadalah bentuk yang sudah jelas statusnya, seperti mofem kursi, meja, buku dll. Morfem ini disebut elas karena baik bentuk maupu maknaya sudah diketahui. Adapun alomorf adalah bentuk-bentuk realisasi dari sebuah morfem. Bentuk meng, meny, men, mem dll adalah alomorf dari morfem me-.
12.    Apa perbedaan antara morfem dengan kata?
Morfem merupakan satuan morfologis terkecil yang memiliki atau mempengaruhi makna, sedangkan kata merupakan satuan morfologis terbesar yang miliki makna.
13.    Sebutkan beberapa jenis morfem yang anda ketahui!
a.        morfem bebas dan morfem terikat
b.       morfem utuh dan morfem terbagi
c.        morfem segmental dan morfem suprasegmental
d.       morfem zero
e.        morfem bermakna leksikal dan morfem tak bermakna leksikal
14.    Ada berapa morfem dalam kata berikut?
      Memperdalam, mengundurkan, kehujanan, ...
Memperdalam = Mem-per-dalam. 3 morfem
Mengundurkan = meng- undur- kan  3 morfem
Kehujanan = ke-an   hujan    2 morfem
15.    Apa objek kajian sintaksis?
Objek kajian sintaksis antara lain:
a.        satuan-satuan sintakisis yang berupa kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana
b.       struktur sintaksis, yaitu kategori, fungsi serta peran sintaksis
c.        hal-hal yang berkenaan dengan sintaksis seperti masalah modus, aspek, diatesis dll.
16.    Apa perbedaan antara frase dan klausa
frase adalah gabungan dua buah kata yang hanya menduduko satu fungsi sedangkan klausa gabungan kata yang masing-masing katanya menduduki fungsi tersendiri.
17.    Apa yang dimaksud dengan frase? Apa saja jenis frase itu?
Frase adalah gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis didalam kalimat. Pembentuk frase itu harus berupa morfem bebas, bukan berupa morfem terikat.
Jenis Frase
Frase dibedakan menjadi 4:
6.3.2.1.Frase Eksosentrik
Adalah frase yang komponen-komponennya tidak mempunyai perilaku
sintaksis yang sama dengan keseluruhannya.
Contoh: frase di pasar
Terdiri dari komponen di dan pasar
Frase eksosentrik dibagi menjadi 2:
1.) Direktif( Preposional)
Frase yang komponen pertamanya berupa preposisi dan komponen
keduanya berupa kata atau kelompok kata yang berkategori nomina.
2.) Nondirektif
Frase yang komponen pertamanya berupa artikulus, seperti
si,sang,yang,para,dan kaum, sedangkan komponen keduanya berupa
kata atau kelompok kata berktegori nomina, ajektifa, atau verba.
6.3.2.2.Frase Endosentrik (Frase Modifikatif)
Frase yang komponennya bukan inti, yaitu membatasi makna komponen inti.
Contoh: sedang membaca
Kata sedang membatasi makna komponen inti( kata membaca).
Frase endosentrik disebut juga frase subordinatif karena salah satu
komponennya, yaitu yang merupakan inti frase berlaku sebagai komponen
atasan, sedangkan komponen lainnya yaitu komponen yang membatasi
berlaku sebagai komponen bawahan. Komponen inti dapat didepan dan
dapat juga dibelakang.
Berdasarkan intinya, frase endosentrik dapat dibedakan menjadi 4:
1.) frase nominal, yaiu frase yang intinya berupa nomina atau
pronominal
2.) frase verbal, yaitu frase yang intinya berupa kata kerja
3.) frase adjektifa, yaitu frase yang intinya berupa kata sifat
4.) frase numeralia, yaitu frase yang intinya berupa kata numeral
6.3.2.3.Frase Koordinatif
Frase yang komponen pembentuknya terdiri dari dua komponen atau lebih
yang sama dan sederajat dan dapat dihubungkan oleh konjungsi koordinatif.
Frase koordinatif yang tidak menggunakan konjungsi secara eksplisit
biasanya disebut frase parataksis.
6.3.2.4.Frase Apositif
Frase koordinatif yang kedua komponenya saling merujuk
sesamanya.sehingga urutan komponenya dapat dipertukarkan.

6.3.3. Perluasan Frase
Frase dapat diperluas dengan memberi tambahan komponen baru
sesuai dengan konsep atau pengertian yang akan ditampilkan.
Dalam bahasa Indonesia perluasan frase sangat produktif. Hal ini dikarenakan
beberapa faktor:
a. untuk menyatakan konsep-konsep khusus, biasanya diterangkan secara
leksikal. Selain itu, perluasan frase dilakukn secara bertahap.
b. pengungkapan konsep kala, modalitas, aspek, jenis, jumlah, ingkar, dan pembatas tidak dinyatakan dengan afiks seperti dalam bahasa-bahasa fleksi, melainkan dinyatakan dengan unsure leksikal.
c. bahasa Indonesia adalah keperluan untuk memberi deskripsi secara terperinci terhadap suatu konsep. Dalam perincian deskripsi ini biasanya digunakan konjungsi yang sebagai penyambung keterangan-keterangan tambahan pada deskripsi itu.
18.          Apa yang dimaksud dengan klausa? Apa saja jenis klausa itu?
Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtutan kata-kata berkonstruksi predikatif, artinya di dalam konstruksi itu ada komponen, berupa kata atau frase yang berfungsi sebagai predikat dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek, dan keterangan. Fungsi yang harus ada dalam konstruksi klausa ini adalah subjek dan predikat.
Contoh: Adik mandi.   S      P

Jenis Klausa
Jenis klausa dibedakan berdasarkan strukturnya dan kategori segmental yang menjadi predikatnya.
Berdasarkan strukturnya dibedakan menjadi 2:
1.) Klausa bebas
Klausa bebas adalah klausa yang mempunyai unsur-unsur lengkap, sekurang-kurangnya mempunyai subjek dan predikat.
2.) Klausa terikat
Klausa terikat adalah klausa yang mempunyai struktur yang tidak lengkap. Dalam klausa ini hanya ada subjek saja atau objek saja atau keterangan saja.
Berdasarkan kategori unsur segmental yang menjadi predikatnya
1.) Klausa verbal
Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya berkategori verba.
Klausa verbal dibagi menjadi 3:
a.) Klausa transitif
Klausa yang predikatnya verba transitif.
Contoh: Nenek menulis surat
b.) Klausa intransitif
Klausa yang predikatnya verba intransitif.
Contoh: Nenek menangis
c.) Klausa refreksif
Klausa yang predikatnya berupa verba refreksif.
Contoh: Nenek sedang menangis
2.) Klausa nominal
Klausa yang predikatnya berupa nomina.
Contoh: Ayahnya petani di desa itu
3.) Klausa adjektifal
Klausa yang predikatnya berkategori ajektifa.
Contoh: Bumi ini sangat luas
4.) Klausa adverbial
Klausa yang predikatnya adverbia.
Contoh: Bandelnya teramat sangat
5.) Klausa preposional
Klausa yang predikatnya berupa frase berkategori preposisi.
Contoh: Ibu di dapur
6.) Klausa numeral
Klausa yang predikatnya berupa kata atau frase numeralia.
Contoh: gajinya 5 juat sebulan
19.          Apa yang dimaksud dengan kalimat? Apa saja jenis kalimat itu?
Kalimat adalah kata-kata yang teratur yang berisi pikiran atau pelengkap yang menjadi dasar penting dari kalimat adalah konstituen dasar dan intonasi final. Konstituen itu sendiri dapat berupa kata, frase, atau klausa.
Jenis Kalimat
1. Kalimat inti, yaitu kalimat yang dibentuk dari klausa inti yang lengkap bersifat deklaratif, aktif, atau netral dan afirmatif.
Contoh: FN+FV : Nenek datang
2. Kalimat tunggal dan Kalimat majemuk
Kalimat tunggal hanya terdiri dari satu klausa. Sedangkan, kalimat majemuk mempunyai klausa lebih dari satu. Kalimat majemuk dibedakan menjadi 3:
1.) Kalimat majemuk koordinatif
Kalimat majemuk yang klausanya memiliki status yang sama, yang setara, atau yang sederajat. Klausa-klausanya biasanya dihubungkan dengan konjungsi eksplisit, seperti dan, atau, tetapi, lalu. Namun, ada yang konjungsi secara implisit (tanpa konjungsi).
2.) Kalimat majemuk subordinatif
Kalimat majemuk yang hubungan antara klausa-klausanya tidak setar. Biasanya kedua klausa dihubungkan dengan konjungsi subordinatif., misalnya kalu, ketika, meskipun, dan karena.
3.) Kalimat majemuk kompleks atau campuran
Kalimat majemuk yang terdiri dari 3 klausa atau lebih. Kalimat majemuk ini merupakan campuran dari kalimat majemuk setara dan bertingkat.
3. Kalimat mayor dan Kalimat minor
1.) Kalimat mayor adalah kalimat yang klausanya lengkap, sekurangkurangnya
memiliki unsur subjek dan predikat
2.) Kalimat minor adalah kalimat yang unsur-unsurnya tidak lengkap, misalnya kalimat seruan.
4. Kalimat verbal dan non-verbal
1.) Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata/frase yang berkategori verba.
2.) Kalimat non-verbal adalah kalimat yang predikatnya bukan kata/frase verbal.
5. Kalimat bebas dan Kalimat terikat
1.) Kalimat bebas adalah kalimat yang dapat memulai sebuah paragraf tanpa bantuan kalimat lain yang menjelaskannya.
2.) Kalimat terikat adalah kalimat yang tidak dapat berdiri sendi sebagai
ujaran lengkap.
20.         Jelaskan istilah-isilah berikut!
Modus, Aspek, Kala, Modalitas, Fokus, dan Diatesis
1. Modus adalah penggambaran suasana psikologis perbuatan menurut tafsiran si pembicara tentang apa yang diucapkannya. Ada beberapa modus:
a..modus indikatif (bersikap objektif atau netral )
b. modus optatif ( harapan atau keinginan )
c. modus imperatif ( perintah atau larangan )
d. modus interogatif ( pertanyaan )
e. modus obligatif ( keharusan )
f. modus desideratif ( keinginan atau kemauan )
g. modus kondisional ( persyaratan )
2. Aspek adalah cara untuk memandang pembentukan wakatu secara internal di dalam situasi, keadaan, kejadian/proses. Ada beberapa macam aspek:
a. aspek kontinuatif ( perbuatan terus berlangsung )
b. aspek inseptif ( peristiwa baru mulai )
c. aspek progresif ( perbuatan sedang berlangsung )
d. aspek repetitif ( perbuatan terjadi berulang-ulang )
e. aspek imperfektif ( berlangsung sebentar )
f. aspek sesatif ( perbuatan berakhir )
3. Kala adalah informasi di dalam kalimat yang menyatakan waktu terjadinya perbuatan, kejadian , tindakan atau pengalaman yang disebutkan di dalam predikat.
4. Modalitas adalah keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan yaitu mengenai perbuatan, keadaan, dan peristiwa. Ada beberapa jenis modalitas :
a. modalitas intensional ( keinginan, permintaan, ajakan )
b. modalitas epistesmik ( kemungkinan, kepastian, dan keharusan )
c. modalitas deontik ( keizinan atau perkenanan )
d. modalitas dinamik ( kemampuan )
5. Fokus adalah unsur yang menonjolkan bagian kalimat sehingga perhatian pendengar atau pembaca tertuju pada bagian itu.
6. Diastesis adalah gambaran hubungan antara pelaku atau peserta dalam kalimat dengan perbuatan yang dikemukakan dalam hal itu. Ada beberapa macam diastesis yaitu diastesis aktif, diastesis pasif, diastesis refleksif, diastesis resiplokal, dan diastesis kausatif.

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: LINGUISTIK UMUM
Ditulis oleh Mustopa Almurtaqi Makarima
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://akumenuliskarenaalloh.blogspot.com/2013/03/linguistik-umum.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Cara Buat Email Di Google | Copyright of Aku Menulis Karena Alloh.